By: Muis Pikahulan
Karapodi adalah nama salah satu dusun yang terletak di ujung timur Negeri Siri-Sori Islam. Salah satu tokoh di Agama Negeri Siri Sori Islam, menyampaikan temuannya di dusun tersebut berupa makam tua dengan empat batu nisan diatasnya. Ustazd Hamid Kaplale (almarhum), begitu nama tokoh masyarakat yang menyampaikan kabar atas temuan tersebut. Sepintas kabar itu tidak terlalu menarik, namun kemudian menjadi heboh ketika warga mulai ramai berziarah ke makam tersebut.
Karapodi adalah nama salah satu dusun yang terletak di ujung timur Negeri Siri-Sori Islam. Salah satu tokoh di Agama Negeri Siri Sori Islam, menyampaikan temuannya di dusun tersebut berupa makam tua dengan empat batu nisan diatasnya. Ustazd Hamid Kaplale (almarhum), begitu nama tokoh masyarakat yang menyampaikan kabar atas temuan tersebut. Sepintas kabar itu tidak terlalu menarik, namun kemudian menjadi heboh ketika warga mulai ramai berziarah ke makam tersebut.
Sejumlah
warga menjadi heran, setelah melotot kearah tulisan yang mencolok pada
salah satu batu nisan setinggi 60 centi meter. Tulisan berbentuk relief
itu menyebutkan angka 1286 dengan menggunakan bilangan Arab. Deretan
angka yang cukup fantastik, karena menunjukan tahun wafatnya ahli kubur.
Empat batu nisan yang terbuat dari jenis batu kapur itu, saling
berhadapan. Dua diantaranya tidak dibumbuhi tulisan apapun. Satu
diantaranya yang berada pada bagian kaki kubur bertuliskan tahun wafat
ahli kubur dan satu lainnya yang berada pada bagian kepala juga berjejer
tulisan Arab gundul (tanpa tanda baca).
Warga
setempat menduga tulisan itu adalah nama dari ahli kubur. Namun hingga
kini belum ada yang mampu membacanya. Meski terlihat jelas aksara Arab
yang terukir, tapi masih sukar untuk mengungkap misteri nama siapa dari
ahli kubur tersebut. Selain sukar dibaca, angka tahun pada batu nisan
itu juga tidak tertera tahun masehi atau hijriah. Bila angka itu adalah
tahun hijriah bisa diartikan pemilik kubur wafat sekitar tahun enam
ratusan lebih.
Keberadaan
empat batu nisan itu juga menimbulkan berbagai pendapat dari warga, ada
sebagian orang menyimpulkan kuburan itu berisi dua orang sesuai jumlah
batu nisan, sebagiannya lagi menyebutkan makam itu hanya berisi satu
orang, sesuai tulisan arab gundul yang tertera pada bagian nisan kepala.
Terlepas
dari perbedaan pendapat warga setempat, namun menurut beberap ahli
sejarah di Maluku, Penemuan Kuburan Tua ini merupakan salah satu temuan
Unik dan sekaligus sebagai salah satu tanda-tanda keberadaan Islam di
Maluku. karena sangat sukar dirunut sesuai sejarah kehadiran Islam di
Maluku, sekaligus menjadi situs sejarah tertua di Maluku. Boleh percaya
atau tidak, namun fakta sejarah ini telah membuka tabir baru sejarah
kebaradaan Islam di Maluku yang selama ini oleh ahli sejarah belum
sepenuhnya merilisnya dengan baik.
Logikanya,
di zaman itu leluhur di daerah ini sudah mengenal bahkan familiar
menggunakan abjad dan angka Arab. Sebuah temuan yang sangat jauh berbeda
dengan penuturan sejarah masuknya Islam di tanah Maluku. Sejatinya,
sejarah masuknya Islam seperti yang tertuang di sejumlah literatur
menyebutkan bahwa Islam masuk ke Maluku melalui saudagar –saudagar Arab,
yang melakukan syiar dengan cara berdagang. Tahun masuknya para
pedagang-pedagang Arab itu pun, sangat jauh berbeda bila dikaitkan
dengan penemuan kuburan tua bertuliskan tahun wafatnya ahli kubur ini.
Lalu sejak kapan Islam masuk ke Maluku? Apakah sudah lebih awal sebelum
tahun yang tertera pada nisan kuburan tua itu? Jawabannya Wallahualam….
Lalu
bagaimana benda bersejarah itu ditemukan? Hingga kini belum adanya
penjelasan dari saksi mata (penemu) tentng kronologis penemuan secara
terperinci. Informasi yang berhasil kami himpun dari beberapa waga
setempat yakni makam tua tersebut sebenarnya telah lama ditemukan namun
mereka yang sudah sejak awal melihatnya, enggan menyebarluaskan
keberadaan makam tersebut. “Kuburan itu sudah diketahui sekitar Bulan
Maret Tahun 2006 lalu, namun masih dirahasiakan oleh Raja dan sejumlah
stafnya. selain kuburan tersebut, ada juga kuburan tua lainnya yang
ditemukan, namun kuburan-kuburan tersebut enggan disebutkan tempatnya,
karena masih dirahasiakan oleh warga setempat dan belum mau
disebarluaskan
0 komentar:
Posting Komentar